Imam
Sopyan, mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan
Kalijaga, berhasil menjadi juara pertama pada kompetisi essay nasional
yang diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Imam Sopyan
berhasil menyisihkan lima puluh peserta lainnya dari berbagai
universitas di Indonesia. Kompetisi ini diselenggarakan dalam dua tahap
seleksi, yaitu seleksi naskah essay dan seleksi presentasi. Dalam
seleksi naskah essay, Imam berhasil lolos ke dalam lima besar, bersama
empat mahasiswa lainnya, yaitu Denny Iswanto (UIN Syarif Hidayatullah),
Riki Purnomo (Universitas Muhammadiyyah Surakarta), Nur Rizqy
Febriandika (Universitas Muhammadiyyah Surakarta), dan Erin Nuzulia
Istiqomah (Universitas Indonesia). Kelima finalis tersebut diundang
untuk mempresentasikan essaynya mereka di depan dua dewan juri yang
berkompeten di bidangnya. Presentasi tersebut diselenggarakan di Ruang
Sidang I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret
(UNS) pada 2 November 2013.
Berdasarkan hasil penilaian dari dua
dewan juri, presentasi Imam Sopyan dengan judul essay “Bergerak dari
Kampus Menuju Bangsa Paripurna: Inteligensia Profetik dan Tanggung Jawab
Sosio-Transedental Mahasiswa Islam” berhasil mengungguli finalis
lainnya. Imam Sopyan mendapatkan total poin 400 dari Juri I dan 380 dari
Juri II (780 poin). Ia unggul 10 poin dari Juara II, Denny Iswanto,
yang mengumpulkan poin 770. Juara II ditempati oleh Erin Nuzulia
Istiqomah dengan total poin 760.
Dalam essaynya, Imam Sopyan menggagas
urgensi berbagai organisasi mahasiswa, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa
Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyyah), dan yang lainnya untuk menjadi ‘pabrik’ para
pemimpin umat dan bangsa. Dengan menelusuri jejak sejarah perjuangan
kemerdekaaan bangsa Indonesia, mulai dari Jong Islamieten Bond (JIB) dan
Studentent Islami Studie Club (SIS) pada awal abad 20. Imam Sopyan
optimis bahwa hanya mahasiswa yang merapatkan diri dalam barisan
organisasi mahasiswalah yang kelak mampu menjadi agen perubahan (agent
of change) dalam konteks keumatan dan kebangsaan. Atas prestasinya ini,
Imam Sopyan berhak atas Piala Tetap Rektor Universitas Negeri Sebelas
Maret (UNS) dan uang pembinaan sebesar 1 juta rupiah. (**Din Humas*)