KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur saya panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai “MANAJEMEN
KURIKULUM”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai
observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada Bapak Drs. Nur Munajat,
M.Si selaku Dosen mata kuliah Administrasi Pendidikan yang telah membimbing
saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saya berharap
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun saya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
Robbiy Maula B.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Ilmu yang dimiliki oleh
seorang manusia itu kualitas dan kuantitasnya berbeda-beda. Ilmu itulah yang
dapat mengangkat harkat dan martabat manusia. Ilmu dapat diperoleh dimana dan
kapan saja melalui proses pembelajaran. Pada proses memperoleh ilmu, secara
umum lebih menekankan pada pendidikan. Pendidikan itu terfokus pada interaksi
antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik untuk
dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan itu dapat
berlangsung secara formal seperti di sekolah atau secara informal seperti pada
keluarga, pada masyarakat maupun di lingkungan.
Pada jaman modern ini, dimana
teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, maka untuk menunjang manusia
agar bisa menyesuaikan perkembangan, dibutuhkan juga manajemen kurikulum yang
tepat agar memudahkan kita mendapatkan ilmu pengetahuan. Kurikulum haruslah
bisa mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. . Kurikulum
adalah hal yang sangat penting dan harus diketahui oleh pendidik maupun calon
pendidik. Dengan pendidik mengetahui kurikulum, maka pelaksanaan pembelajaran
disekolah akan berlangsung dengan baik. Dalam hal ini mengetahui tentang
kurikulum saja tidaklah cukup. Pendidik maupun peserta didik harus memahami
tentang konsep dasar kurikulum, cara mengorganisasikan kurikulum, melaksanakan
kurikulum, dan mengembangkan kurikulum.
Maka dari itu, untuk
mengetahui dan memahami lebih lengkap tentang manajemen kurikulum, maka saya
membuat makalah ini dengan menggabungkan dari berbagai sumber. Diharapkan
dengan demikian calon pendidik atau pendidik dapat lebih memahami tentang apa
yang dimaksud dengan manajemen kurikulum.
B.
Rumusan masalah
a.
Apa itu
manajemen kurikulum?
b.
Apa saja ruang
lingkup manajemen kurikulum?
c.
Apa saja tujuan
manajemen kurikulum?
d.
Apa saja fungsi
manajemen kurikulum?
e.
Bagaimana
prinsip-prinsip manajemen kurikulum?
f.
Bagaimana proses
manajemen kurikulum?
g.
Bagaimana pedoman-pedoman
pelaksanaan kurikulum?
C.
Tujuan
a.
Mengetahui
pengertian dari manejemn kurikulum.
b.
Mengetahui ruang
lingkup manajemen kurikulum.
c.
Mengethaui
tujuan manajemen kurikulum.
d.
Mengetahui
fungsi manajemen kurikulum.
e.
Mengetahui
prinsip-pinsip manajemen kurikulum.
f.
Mengetahui
proses manajemen kurikulum.
g.
Mengetahui
pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Kurikulum
Manajemen berasal dari
bahasa Inggris “management” dengan kata kerja “to manage”, yang diartikan
secara umum sebagai mengurusi atau kemampuan menjalankan dan mengontrol suatu
urusan atau “act of running and controlling a business” (Oxford, 2005).
Sementara, menurut Malayu S.P. Hasibuan (1995) dalam bukunya “Manajemen Sumber
Daya Manusia” mengemukakan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan tertentu.[1]
Kurikulum berasal dari
bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau tradisional,
kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang
diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedang secara modern,
kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik
dibawah bimbingan guru dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas
interaksi belajar-mengajar
Ada juga yang
mengatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Dalam pandangan modern,
pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang
nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan
Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum “… to be composed of all the
experiences children have under the guidance of teachers”. Dipertegas lagi oleh
pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa “ …the curriculum has
changed from content of courses study and list of subject and courses to all
experiences which are offered to learners under the auspices or direction of
school”.
Dari pengertian
manajemen dan kurikulum di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen
kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian
tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mangajar.
B.
Ruang Lingkup
Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum
adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan pada umumnya telah
mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang
mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang
dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang
dilaksanakan dalam pendidikan. Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari
secara mendalam, maka ruang lingkup manajemen kurikulum dapat dibagi sebagai
berikut :
a.
Manajemen perencanaan,
b.
Manajemen
pelaksanaan kurikulum,
c.
Supervisi
pelaksanaan kurikulum,
d.
Pemantauan dan
penilaian kurikulum,
e.
Perbaikan
kurikulum,
f.
Desentralisasi
dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Untuk menjelaskan ruang
lingkup manajemen kurikulum yang lebih jauh, maka tentu saja kita harus diberi
batasan terlebih dahulu apa yang dimaksud kurikulum itu. Kurikulum sendiri
dapat dipahami dengan arti sempit sekali, sempit, dan luas.
·
Kurikulum dalam
arti sempit sekali adalah jadwal pelajaran
·
Kurikulum dalam
arti sempit adalah semua pelajaran baik teori ataupun praktek yang diberikan
kepada siswa-siswa selama mengikuti proses pendidikan tertentu.
·
Kurikulum dalam
arti luas adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada
anak didik selama mengikuti pendidikan.
Dengan membedakan
pengertian-pengertian kurikulum seperti ini akan berakibat pula pada ruang
lingkup manajemennya. Jika yang diikuti pengertian dalam artian yang sempit
sekali , maka manajemen kurikulumnya hanya usaha dalam rangka melancarkan pelaknasaan
jadwal pelajaran. Tetapi jika yang dianut pengertian kurikulum dalm arti luas,
maka manajemen kurikulum bukan hanya dibatasi pada ruang kelas, tetapi
menyangkut pula kegiatan-kegiatan pengelolaan diluar kelas, bahkan diluar
sekolah (asal masih diprogamkan oleh sekolah) yang terarah pada efektivitas
pelaksanaan kurikulum.[2]
C.
Tujuan Manajemn
Kurikulum
Manajemen kurikulum dan pembelajaran
bertujuan untuk:
a.
Pencapaian
pengajaran dengan menitik beratkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar
mengajar.
b.
Mengembangkan
sumber daya manusia dengaan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.
c.
Pencapaian visi
dan misi pendidikan nasional.
d.
Meningkatkan
kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.
Hamid Hasan (1988) juga
mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi,
yaitu:
a.
Kurikulum
sebagai suatu ide, adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan
penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
b.
Kurikulum
sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat
tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
c.
Kurikulum
sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.
d.
Kurikulum
sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya
perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
D.
Fungsi Manajemen
Kurikulum
Manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan
yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi
manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli,
sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry
terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu :
a.
Perencanaan
(planning).
Perencanaan
(planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Arti penting perencanaan terutama adalah
memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat
diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin.
b.
Pengorganisasian
(organizing).
“Pengorganisasian
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh
kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”
Dari
pendapat diatas dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan
upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan
organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
c.
Pelaksanaan
(actuating).
Actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin
mencapai sasaran-sasaran tersebut.
d.
Pengawasan
(controlling).
Semua fungsi
diatas, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Selain fungsi diatas,
sumber lain juga mengatakan bahwa fungsi manajemen kurikulum adalah :
a.
Meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, karena pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum
dapat dilakukan dengan pengelolaan yang
terencana.
b.
Meningkatkan
keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang maksimal
melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam
mencapai tujuan.
c.
Meningkatkan
motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya dukungan positif
yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
d.
Meningkatkan
pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum, kurikulum yang
dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam memberi masukan
supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
E.
Prinsip-prinsip
Manajemen Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :
a.
Produktivitas,
hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat
diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan rumusan
tujuan manajemen kurikulum.
b.
Demokratisasi,
proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang menempatkan
pengelola, pelaksana dan subjek didik pada
posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya dan penuh tanggung jawab.
c.
Kooperatif, agar
tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal, maka perlu
adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.
d.
Efektivitas dan
efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan dengan
pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat
memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
e.
Mengarahkan pada
pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan
F.
Proses Manajemen
Kurikulum
a.
Manajemen
Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum
adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat
pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses
penggunaan model-model aspek penyajian kunci. Perencanaan kurikulum dijadikan
sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang
diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya,
tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan
sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.[3]
Kegiatan inti pada
perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan
kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah,
proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai
berikut:
I.
Bidang-bidang
keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial, administrasi, ekonomi, komunikasi,
IPA, matematika, dan lain-lain.
II.
Jenis-jenis mata
pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai
dengan tuntutan program.
III.
Tiap mata
pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
IV.
Tiap-tiap mata
pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus.[4]
Dari rumusan
perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat
pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek
kegiatan pendidikan dan pendukung-pendukungnya. Hanya saja dalam perumusan
lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi
ajar.
b.
Manajemen
Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
Manajemen
pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan dengan semua
tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang
memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya
kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas
menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm
dapat terlaksana.[5]
Pelaksanaan kurikulum
dibagi menjadi dua:
I.
Pelaksanaan
kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala
sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di
sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun
kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun
jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan
lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.[6]
II.
Pelaksanaan
kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung
kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang
proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada
diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan
bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam
diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
c.
Manajemen
Pemantauan dan Penilaian Kurikulum
Pemantauan kurikulum
adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap
tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli
untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam
pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini
dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur.
Dalam tataran praktis,
pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
I.
Peserta didik,
dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar,
keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi.
II.
Tenaga pengajar,
dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian,
kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
III.
Media
pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan
media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.
IV.
Prosedur
penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan
hasil penilaian.
V.
Jumlah lulusan:
kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan
lulusan.
d.
Perbaikan
Kurikulum
Kurikulum
suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan
senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu
sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan
penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Perbaikan kurikulum intinya
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua
aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi
pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk
melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan
siswa).
Sedangkan
dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006)
mengemukakan tentang siklus proses manajemen kurikulum yang terdiri dari empat
tahap :
a.
Tahap
perencanaan, meliputi :
1.
Analisis
kebutuhan
2.
Merumuskan dan
menjawab pertanyaan filosofis
3.
Menentukan
disain kurikulum
4.
Membuat rencana
induk (master plan) pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.
b.
Tahap
pengembangan, meliputi :
1.
Perumusan
rasional atau dasar pemikiran
2.
Perumusan visi,
misi, dan tujuan
3.
Penentuan
struktur dan isi program
4.
Pemilihan dan
pengorganisasian materi
5.
Pengorganisasian
kegiatan pembelajaran
6.
Pemilihan
sumber, alat, dan sarana belajar
7.
Penentuan cara
mengukur hasil belajar.
c.
Tahap
implementasi atau pelaksanaan, meiputi :
1.
Penyusunan rencana
dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
2.
Penjabaran
materi (kedalaman dan keluasan)
3.
Penentuan
strategi dan metode pembelajaran
4.
Penyediaan
sumber, alat, dan sarana pembelajaran
5.
Penentuan cara
dan alat penilaian proses dan hasil belajar
6.
Petting
lingkungan pembelajaran
d.
Tahap penilaian:
Penilailain kurikulum
dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) Penilaian konteks:
memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah
dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi
pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan.
Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan
keputusan dalam melaksanakan program. Penilaian product berfokus pada mengukur
pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).
G.
Pedoman-pedoman
Pelaksanaan Kurikulum
Disamping perencanaan
yang merupakan tujuan pendidikan dan susunan bahan pengajaran, pemerintah pusat
juga memberikan pedoman-pedoman umum yang harus diikuti oleh sekolah untuk
menyusun perencanaan yang sifatnya operasional di sekolah. Pedoman-pedoman
tersebut antara lain berupa struktur program, program penyusunan akademik,
pedoman penyusunan program pelajaran, penyusunan program (rencana) mengajar,
penyusunan satuan pelajaran, pembagian tugas guru, dan pedoman pengaturan siswa
kedalam kelas-kelas.
Pedoman lain adalah
pedoman pelaksanaan kurikulum antara lain pedoman pengelolaan-pengelolaan
kelas, pemberian ekstra kurikuler, dan juga pedoman tentang evaluasi hasil
belajar.
BAB III
PENUTUP
Manajemen kurikulum adalah segenap
proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan
titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mangajar.
Sementara itu, ruang lingkup manajemen kurikulum dapat dibagi sebagai berikut :
a.
Manajemen
perencanaan,
b.
Manajemen
pelaksanaan kurikulum,
c.
Supervisi
pelaksanaan kurikulum,
d.
Pemantauan dan
penilaian kurikulum,
e.
Perbaikan
kurikulum,
f.
Desentralisasi
dan sentralisasi pengembangan kurikulum.
Manajemen kurikulum dan pembelajaran
bertujuan untuk mencapai pengajaran dengan meniti beratkan pada peningkatan
kualitas belajar mengajar, mengembangkan sumber daya manusia, pencapaian visi
dan misi pendidikan nasional serta meningkatkan kualitas belajar mengaar
disuatu pendidikan tertentu.
Adapun fungsi dari manajemen kurikulum
adalah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil
yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara
integritas dalam mencapai tujuan, meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan
aktifitas siswa karena adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan
pengelolaan kurikulum, serta meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu
pengembangan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan
melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam sumber belajar
disesuaikan dengan kebutuhan setempat
Dan prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam manajemen kurikulum yaitu produktifitas, demokratisasi,
kooperatif, efektivitas dan efisiensi serta mengarahkan pada pencapaian visi,
misi, dan tujuan yang sudah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
________Arikunto Suharsimi,
Prof. Dr, Yuliana Lia, S.pd. 2008. “Manajemen Pendidikan” Yogyakarta;Aditya
Media,
________Sukirman,
Hartati dkk. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
________ Suhardan,
Dadang dkk, 2009, “MANAJEMEN PENDIDIKAN”, Bandung; Alfabeta.