0

MAKALAH PENGEMBANGAM MEDIA


MODUL, BUKU TEKS DAN LKS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pengembangan Media dan Sumber Belajar

Dosen Pengampu: Dr. Sukiman, M.Pd


   





Disusun Oleh :
1. Robbiy Maula B                NIM : 13410202
2. Wahib Johari                     NIM : 13410203
3. Dita Probo S.                     NIM : 13410205
                         
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
  




BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu alternatif pembelajaran bagi peserta didiknya agar dapat memahami konsep-konsep yang telah diajarkan.
Buku Teks, Modul dan Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena hal tersebut membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. Tetapi pada kenyataannya LKS yang telah dimiliki oleh peserta didik selama ini belum mampu membantu dalam menemukan konsep, karena hanya berisi materi dan soal-soal latihan saja. Selain itu ditinjau dari segi  penyajiannya pun kurang menarik. Model pembelajaran yang efektif dan menarik adalah model pembelajaran yang memiliki nilai relevansi dan memberi peluang untuk membangkitkan kreativitas, mampu mengembangkan suasana belajar mandiri, serta menarik perhatian peserta didik.

1.2   Rumusan Masalah
a.       Bagaimana penjelasan mengenai modul ?
b.      Bagaimana penjelasan mengenai buku teks ?
c.       Bagaimana penjelasan mengenai LKS ?

1.3   Tujuan
a.       Untuk mengetahui penjelasan mengenai modul.
b.      Untuk mengetahui penjelasan mengenai buku teks.
c.       Untuk mengetahui penjelasan mengenai LKS.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MODUL
A.    Pengertian Modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.
Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.
Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya 1992:96), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan:
a.       Tujuan-tujuan intruksional umum.
b.      Tujuan-tujuan intruksional khusus.
c.       Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
d.      Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.
e.       Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
f.       Peranan guru dalam proses belajar mengajar.
g.      Alat dan sumber yang akan dipakai.
h.      Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan.
i.        Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.
Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Dan satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.

B.     Fungsi Modul
System pengajaran modul dikembangkan di berbagai Negara dengan maksud untuk mengatasi system pembelajaran yang masih tradisional. Melalui system pembelajaran modul maka dapat dikatakan bahwa modul berfungsi untuk :
a.       Meningkatkan motivasi belajar anak secra maksimal
b.      Meningkatkan kreatifitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan yang di perlukan
c.       Mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secra tidak terbatas
d.      Mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi

C.     Tujuan Pembuatan Modul
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut B. Suryosubroto (1983:18) antara lain adalah :
a.       Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
b.      Murid dapat mengikuti program pendidikan  sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri.
c.       Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
d.      Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan.
e.       Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
f.       Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
g.      Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning” suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.
Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu

D.    Karakteristik Modul
Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan belajar  yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun secara sistematis, menarik, dan jelas. Modul dapat digunakan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan siswa. Karakteristik pengembangan modul antara lain sebagai berikut :
a.       Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain.
b.      Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
c.       Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
d.      Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
e.       User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/akrab dengan pemakainya.
f.       Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.

2.2  BUKU TEKS 
A. Pengertian Buku sebagai Bahan Ajar
Dalam mengkaji mengenai substansi buku teks pelajaran, hal pertama yang mesti kita ketahui adalah apa itu buku teks pelajaran.
            Dalam Kamus Oxford, buku diartikan sebagai number of sheet of paper, either printedor blank,fastened together in a cover, yaitu sejumlah lembaran kertas, baik cetakan maupun kosong, yang dijilid dan diberi kulit. Hal serupa juga dapat diemukan dalam kamus besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan buku sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong (Setiawan, 2010).
            Menurut pandangan lainnya, buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan atau buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya, isi buku didapat melalui berbagai cara, misalnya dari hasil penelitian, pengamatan, aktualisasi pengalaman, atau imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Selain itu, ada pula yang mengartikan buku sebagai salah satu sumber bacaan yang berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk materi cetak (printed material) (Surahman. 2010:4)
            Sementara itu, buku sebagai bahan ajar didefinisikan sebagai buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku teks pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yag berlaku. Biasanya, buku teks pelajaran merupakan salah satu pendekatan tentang implementasi kurikulum, dan karena itu ada kemungkinan terdapat berbagai macam buku teks pelajaran tentang satu bidang studi tertentu.
Secara umum, buku dibedakan menjadi 4 jenis (Surahman, 2010:4), yakni :
a.       Buku sumber, yaitu buku yang biasa dijadikan rujukan, referensi, dan   sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi suatu kajian ilmu yang lengkap.
b.      Buku bacaan, adalah buku yang hanya berfungsi untuk bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain sebagainya.
c.       Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
d.      Buku bahan ajar, yaitu buku yang disusun, untuk proses pembelajaan, dan berisi bahan-bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan.
Kemudian secara khusus, buku teks pelajaran ( sebagai bahan ajar ) dibedakan menjadi dua macam, yaitu buku teks utama dan buku teks pelengkap (Mohammad 2010:16). Buku teks utama berisi bahan-bahan pelajaran suatu bidang studi yang digunakan sebagai buku pokok bagi peserta didik dan pendidik. Sedangkan buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan tambahan bagi bagi buku teks utama serta digunakan oleh pendidik dan peserta didik.
Dari uraian diatas dapat kita pahami bahwa buku teks pelajaran adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh pesrta didik untuk belajar.[1]
B.     Pentingnya Buku Teks Pelajaran bagi Kegiatan Pembelajaran
Buku teks pelajaran hingga kini masuh dianggap sebagai bahan ajar yang paling utama. Ini terbukti hampir berbagai institusi pendidikan, dari jenjang yang paling dasar hingga yang paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku teks pelajaran sebagai bahan ajar utamanya, hal ini membuktikan bahwa keberadaan buku teks pelajaran masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran yang berlangsung di berbagai institusi pendidikan kita saat ini.
1.      Fungsi buku teks pelajaran
a.       Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik
b.      Sebagai bahan evaluasi
c.       Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum
d.      Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik, dan
e.       Sebagai sarana untuk meningkatkan karier dan jabatan

2.      Tujuan buku teks pelajaran
a.       Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran
b.      Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, dan
c.       Menyediakan materi pembelajaran ang menarik bagi peserta didik

3.      Kegunaan buku teks pelajaran
a.       Membantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum kerena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku
b.      Menjadi pegangan guru dalam mementukan metodde pengajaran
c.       Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru
d.      Memberi pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik
e.       Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan golongan, serta
f.       Menjadi sumber penghasil[2]

C.     Karakteristik Buku Teks Pelajaran
Sebagaimana bentuk bahan ajar lainnya, buku teks pelajaran memiliki karakteristik tertentu. Beberapa karakteritik tersebut diantaranya sebagai berikut :
1.      Secara formal, buku teks pelajaran diterbitkan oleh penerbit tertentu dan memiliki ISBN
2.      Penyusunan buku teks pelajaran memiliki dua misi utama, yaitu :
a.       Opimalisasi pengembangan pengetahuan deklaratif dan prosedural, serta
b.      Pengetahuan tersebut harus menjadi target utama dari buku pelajaran yang digunakan disekolah
3.      Buku teks pelajaran dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan senantiasa mengaju pada apa yang sedang diprogramkan oleh Departeman Pendidikan Nasional. Ketentuan tersebut diantaranya bahwa buku pelajaran harus :
a.       Mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang berlaku
b.      Berorientasi pada keterampilan proses dengan menggunakan pendekatan kontekstual, teknologi dan masyarakat, serta demonstrasi dan eksperimen, serta
c.       Memberi gambaran secara jelas tentang keterpaduan atau keterkaitannya dengan disiplin ilmu lainnya
4.      Buku teks pelajaran memiliki tujuh keuntungan sebagai berikut ( Nasution, 1987 )
a.       Buku teks pelajaran membantu pendidik melaksanakan kurikulum.
b.      Buku teks pelajaran juga merupakan pegangan dalam menentukan metode pengajaran.
c.       Buku teks pelajaran memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulang pelajaran atau mempelajri pelajaran baru.
d.      Buku pelajaran dapat digunakan untuk tahun-tahun berikutnya, dan jika direvisi, maka dapat bertahan dalam waktu yang lama
e.       Buku pelajaran yang uniform memberi kesamaan mengenai bahan dan standard pengajaran
f.       Buku teks pelajaran memberikan kontinuitas pelajaran dikelas yang berurutan, sekalipun pendidik berganti
g.      Buku teks pelajaran memberi pengetahuan dan metode mengajar yang lebih mantap jika guru menggunakannya dari tahun ke tahun[3]
D.    Unsur-unsur Buku sebagai Bahan Ajar
Sebagai bahan ajar tertulis dalam bentuk lembaran-lenbaran kertas yamg dijilid dan diberi kulit (cover) yang menyajikan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis oleh pengarangnya, dapat dilihat bahwa buku teks pelajaran tersusun atas beberapa komponen tertentu, susuna komponen-komponen ini juga disebut sebagai struktur buku teks.
Bahan ajar berbentuk buku teks pelajaran terdiri atas lima komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, serta penilaian. Jadi dalam membuat sebuah buku teks pelajaran, maka kelima komponen utama itu harus ada.  Selain itu, isi kandungannya juga harus mengacu pada kompetensi dasar yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.[4]

2.3 LKS
  1. Pengertian LKS
Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004), lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.
Sementara, menurut pandangan lain, LKS bukan merupakan singkatan dari Lembar Kegiatan Siswa, akan tetapi Lembar Kerja Siswa, yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Jadi, LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

  1. Fungsi LKS
a.       Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik;
b.      Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan;
c.       Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta
d.      Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik

  1. Tujuan Penyusunan LKS
a.       Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan;
b.      Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan;
c.       Melatih kemandirian belajar peserta didik; dan
d.      Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

  1. Kegunaan LKS bagi Kegiatan Pembelajaran
Bagi seorang pendidik,  melalui LKS dapat memancing peserta didik agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah “SQ3R” atau Survey, Question, Read, Recite, and Review (menyurvey, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang).
Pertama, tahap survey. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta untuk membaca secara sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan diberikan, Kedua,tahap  question. Pada keegiatan ini, peserta didik diminta untuk menulisakn beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat membaca materi yang diberikan.
Ketiga, tahap read. Pada kegiatan ini, peserta didik dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda tangan khusus pada materi yang diberikan. Contohnya, peserta didik diminta untuk membubuhkan tanda kurung pada ide utama, menggarisbawahi rincian yag menunjang ide utama, dan menjawab pertanyaan yang sudah kita siapkan pada tahap question.
Keempat, tahap recite. Pada kegiatan ini peserta/;/ didik diminta untuk menguji diri mereka sendiri pada saat membaca, kemudian diminta untuk meingkas materi menggunakan kalimat mereka sendiri. Kelima , tahap review. Pada kegiatan ini, peserta didik diminta sesegera mungkin untuk melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah selesai mempelajari materi tersebut.
  1. Unsur-unsur LKS sebagai bahan ajar.
Bahan  ajar LKS terdiri dati enam unsur utama, meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS memuat paling tidak delapan unssur yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.

  1. Macam-macam bentuk LKS
  1. LKS yang Membantu Peserta Didik Menemukan Suatu Konsep
  2. LKS yang Membantu Peserta Didik Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang telah Ditemukan.
  3. LKS yang Berfungsi sebagai Penuntun Belajar
  4. LKS yang Berfungsi sebagai Penguatan
  5. LKS yang Berfungsis sebagai  Petunjuk Praktikum



BAB III
KESIMPULAN

Modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Dan satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi. Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu.
Buku teks pelajaran adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh pesrta didik untuk belajar. Buku teks pelajaran hingga kini masuh dianggap sebagai bahan ajar yang paling utama. Ini terbukti hampir berbagai institusi pendidikan, dari jenjang yang paling dasar hingga yang paling tinggi, pada umumnya menggunakan buku teks pelajaran sebagai bahan ajar utamanya, hal ini membuktikan bahwa keberadaan buku teks pelajaran masih merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran yang berlangsung di berbagai institusi pendidikan kita saat ini. Bahan ajar berbentuk buku teks pelajaran terdiri atas lima komponen, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, latihan, serta penilaian. Jadi dalam membuat sebuah buku teks pelajaran, maka kelima komponen utama itu harus ada
Lembar Kerja Siswa atau yang biasa kita sebut LKS adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Jadi, LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.



Daftar Pustaka
______Sukiman. 2012, Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogia
_______Cece Wijaya. 1992, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya,
_______B. Suryosubroto. 1983,  Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara
_______Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online. Direktori UPI. Bandung
_______Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo persada. cetakan14


[1] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta: Diva Press,2011).
[2] Ibid.
[3] Ibid.
[4] Ibid.

0 komentar:

Posting Komentar